KERETA
API BORNEO PRIOROTAS UTAMA PEMBANGUNAN KALTIM?
Kereta
Api Borneo (KAB) adalah kereta api khusus pengangkut barang, utamanya adalah
batubara yang menghubungkan antara Kutai Barat, Paser, Penajam Paser Utara
hingga Balikpapan. Proyek pembangunan kereta api borneo ini telah direncanakan
sejak Mei 2013 di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, namun baru terealisasi
di tahun 2015 yakni setelah peletakan batu pertama oleh Presiden Joko Widodo
pada 19 November 2015. Proyek pembangunan kereta api borneo itu sendiri
dibangun oleh perusahaan asal Rusia yaitu Russian Railways dengan nilai
investasi sebesar 72 Triliyun. Dengan panjang lintasan rel 900 km, dimana
pembangunannya berlangsung selama 5 tahun dan diharapkan selesai pada 2019
mendatang.
Ada wacana bahwa kereta api borneo
akan dialih fungsikan menjadi transportasi umum. Artinya selain mengangkut
barang, kereta api tersebut juga dapat digunakan oleh masyarakat sebagai
kendaraan untuk bepergian. Menurut Presiden Direktur PT Kereta Api Borneo,
Andey Shigaev menjelaskan bahwa realisasi proyek ini akan memberikan dorongan
kuat untuk petumbuhan di seluruh pulau Kalimantan.
Untuk
mendorong proyek ini, Rusia memberikan beasiswa kepada 50 orang pelajar SMA
dari Kalimantan Timur untuk belajar mengenai ilmu perkerataapian di Rusia. Para
pelajar ini telah berangkat ke Rusia tahun 2014 lalu dan mendapat beasiswa yang
merupakan kerja sama antara Pemerintah Rusia, Pemerintah Provinsi Kalimantan
Timur, serta PT KAB.
Para
pelajar yang kini tengah belajar mengenai ilmu perketaapian, khususnya mengenai
rel kereta api ini, dikirim ke empat universitas ternama di Rusia, yakni Moscow
State University of Railway Engineering, Saint Petersburg Railroad University,
Rostov State Transpor University, dan Samara State University of Transport.
Sebenarnya
apakah pembangunan kereta api borneo sangat penting hingga harus di
prioritaskan? Tujuan awal pembuatan kerete api borneo ini adalah untuk
mengangkut barang terutama barubara. Sementara kita ketahui sekarang produksi
batubara menurun sehingga tidak terlalu diperlukan. Selama ini untuk mengangkut batubara
menggunakan transportasi tradisional
yang banyak menimbulkan dampak negatif seperti pencemaran lingkungan. Contohnya
adalah pengangkutan batubara di sungai mahakam menggunakan kapal yang
menyebabkan populasi pesut mahakam berkurang.
Kereta
api borneo yang sudah dicangkan sejak era presiden SBY namun bisa terealisasi
di zaman pemerintahan Jokowi bukan tanpa alasan. Hal ini dikarenakan pemerintah
ingin memberikan kesempatan kepada investor dalam negeri untuk berinvestasi di
proyek kereta api ini. Namun, tidak ditutup kemungkinan investor asing untuk
menanamkan modalnya di proyek kereta api ini. Seperti Rusia, walaupun Rusia
mengungkapkan hanya ingin membantu dari segi dana, namun di zaman sekarang
rasanya tidak mungkin memberikan bantuan besar secara cuma-cuma tanpa menginginkan
balasan yang setimpal pula.
Selain
itu, harapan pemerintah untuk menarik investasi dalam negeri sebanyak-banyaknya
karena investasi di bidang infrastruktur dianggap sebagai investasi yang paling
baik dan paling sedikit resikonya. Karena produksi batubara yang menurun
sehingga beban batubara yang dianggap
menjadi berkurang, maka dari itu kereta api juga akan dialih fungsikan sebagai
sarana transportasi. Jika hal ini berjalan baik, diharapkan keuntungan itu
lebih banyak diterima oleh investor dalam negeri daripada investor asing.
Namun
dibalik gencarnya pembangunan kereta api borneo, hal ini dianggap tidak terlalu
penting untuk di prioritaskan. Karena untuk transportasi sendiri di Kalimantan
Timur tidak sebanyak di pulau Jawa. Contohnya seperti jalan tol yang saat ini
tidak berfungsi secara optimal, dan hal ini juga yang dikhawatirkan terjadi
pada kereta api borneo.
Dengan
terjadinya fenomena diatas, penulis menarik kesimpulan bahwa kereta api borneo
tidak terlalu menjadi prioritas utama Kaltim apabila hanya digunakan untuk mengangkut barang tertutama
batubara. Selain itu diharapkan lebih banyak investor dalam negeri daripada
investor asing yang menanamkan modalnya. Saat ini kebutuhan Kaltim bukan hanya
kereta api, mengingat saat ini sedang terjadi resesi ekonomi, pemerintah
diharapkan bijak untuk mendahulukan mana yang lebih prioritas dan penting
terlebih dahulu.
Komentar
Posting Komentar