Green Economics Sebagai Konsep Dasar Pembangunan Infrastruktur Hijau Berkelanjutan untuk Menuju Indonesia Lestari dan Sejahtera


Indonesia adalah negara yang sangat luas dimana memiliki banyak kepulauan dari Sabang hingga Merauke. Banyaknya pulau yang dimiliki Indonesia menjadikan Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam yang melimpah. Tidak hanya kepulauan saja yang dimiliki Indonesia, tetapi perairan yang begitu luas dengan beraneka ragam hewan dan tumbuhan yang hidup di dalamnya menjadikan Indonesia semakin kaya. Namun begitu disayangkan perilaku buruk masyarakat Indonesia saat ini justru menjadi ancaman bagi kelestarian lingkungan hidup. Seperti penggunaan sumber daya alam yang berlebihan, penebangan pohon secara besar-besaran untuk kepentingan individu, penambangan secara illegal dan masih banyak tindakan lainnya yang dapat merusak alam. Terlebih saat ini Indonesia sedang melaksanakan proses pembangunan infrasruktur dan pembangunan ekonomi yang besar. Salah satu alasan kemungkinan adanya pembangunan ini yaitu sebagai upaya masyarakat Indonesia untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Namun untuk mengurangi atau meminimalisir kerusakan lingkungan yang terjadi secara terus-menerus akibat pembangunan infrastruktur, maka diperlukan suatu konsep yang dapat membantu untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan namun disisi lain pembangunan infrastruktur tetap dijalankan.
Green economics (Ekonomi hijau) adalah suatu gagasan atau konsep ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesetaraan masyarakat, sekaligus mengurangi risiko terjadinya kerusakan ekosistem atau lingkungan secara signifikan. Ekonomi hijau dibangun atas dasar pengetahuan dan kesadaran akan pentingnya ekosistem dimana konsep ini dapat menyeimbangkan aktivitas manusia sebagai pelaku ekonomi dengan ketersediaan sumber daya alam yang sangat terbatas. Di Indonesia, pembangunan dan pengembangan infrastruktur kini menjadi focus pemerintahan Jokowi-JK saat ini. Hal ini dapat terlihat dari jumlah anggaran untuk pembangunan infrastruktur pada anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Dari tahun ke tahun, anggaran untuk pembangunan infrastruktur terus meningkat, mulai dari Rp 154,7 triliun pada tahun 2014 menjadi Rp 269,1 triliun pada tahun2016 dan mencapai Rp. 401,1 triliun pada APBN-P 2017. Dan anggaran infrastruktur untuk tahun 2018 kembali meningkat menjadi sedikitnya Rp 410 triliun dan digunakan untuk mewujudkan keadilan social bagi seluruh rakyat dari sabang sampai merauke. Dengan anggaran yang setiap tahunnya terus meningkat ini digunakan untuk pembangunan dan pengembangan infrastruktur-infrastruktur seperti jembatan,jalan tol,rel kereta api, pelabuhan, bandara dan sebagainya.
Percepatan pembangunan infrastruktur  bertujuan sebagai salah satu motor penggerak pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Terlebih di tengah situasi tren ekonomi global yang cendrung mengalami penurunan dan sesuai dengan target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,4 persen pada APBN 2018, pemerintah Indonesia menghadapi tantangan yang luar biasa dalam penyediaan infrastruktur. Ini pula yang menjadi alasan mengapa pemerintahan Jokowi-Jk sangat gencar dalam melakukan pembangunan infrastruktur. Namun dalam menciptakan dan mengembangkan infrastruktur saat ini tidak hanya didesain untuk kepentingan jangka pendek saja, namun perlu diperhatikan pula kondisi lingkungan yang ada di sekitarnya atau dengan kata lain pengembangan infrastruktur hijau berkelanjutan dan ramah lingkungan. Pembangunan infrastruktur yang melawan alam akan menciptakan terjadinya suatu bencana. Contohnya saja pembangunan jalan yang tidak memperhatikan drainase maka akan mengakibatkan terjadinya banjir. Begitu pula dengan bangunan-bangunan infrastruktur bertingkat, jika hanya membangun dan menebang pohon di sekitarnya, maka keseimbangan alam atau ekosistem akan terganggu..
Dalam permasalahan mengenai pengelolaan sumber daya alam perlu mendapatkan porsi perhatian yang lebih. Pengelolaan sumber daya alam tidak hanya memunculkan masalah-masalah terhadap lingkungan, namun juga permasalahan social. Hutan yang dieksploitasi tanpa adanya upaya menanam kembali, pembukaan lahan untuk pembangunan industri atau perkebunan dan pelebaran kawasan perkotaan yang dimana hal ini dilakukan untuk kepentingan ekonomi, inilah beberapa kegiatan manusia yang mengelola sumber daya alam yang tanpa memikirkan dampak buruknya kelak dikemudian hari. Pembangunan pertambangan terkhusus di daerah terpencil sering kali memunculkan konflik. Pengelolaan tambang liar oleh masyarakat local tanpa mengindahkan kelestarian lingkungan telah memunculkan dampak buruk yang luar biasa bagi lingkungan. Dapat dilihat salah satu contoh pembangunan yang tidak memperhatikan dampak lingkungan adalah pembangunan jalan tol. Jalan tol memang telah menjadi “pembuluh darah” untuk melancarkan perekonomian ke sejumlah kota besar dan kota kecil. Era pemerintahan Jokowi saat ini bahkan mencanangkan pembangunan jalan tol dalam hitungan ribuan kilometer di seluruh Indonesia. Jokowi telah menggenjot pembangunan infrastruktur yang dalam kepentingan ekonomi dipercaya dapat memangkas biaya ekonomi tinggi, yang jika tidak dilakukan akan berdampak pada mahalnya barang-barang produksi yang dihasilkan industri-industri di Indonesia. Namun pada kenyataannya banyak dampak yang ditimbulkan dari pembangunan tersebut, ribuan hectare lahan persawahan yang dikorbankan dimana hal ini kembali berdampak pada ketersediaan bahan pangan, serta hilangnya ribuan hectare lahan daerah resapan air yang potensial mengakibatkan terjadinya banjir dan kekeringan.
Pembangunan infrastruktur hijau berkelanjutan dapat menjadi sebuah strategi dalam menciptakan pembangunan yang bermanfaat bagi seluruh masyarakat maupun bagi lingkungan. Pokok penting dari penerapan konsep pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan adalah menjaga keberlangsungan siklus sumber daya air secara alami, mengurangi resiko banjir, system irigasi yang lebih baik, pengelolaan transportasi kota dan penyediaan akses jalan dan jembatan ke lokasi yang jauh serta pengelolaan sampah yang baik. Pengurangan polusi dan penebangan hutan juga merupakan bagian dari upaya mencapai lingkungan yang sehat dan bersih. Adapun beberapa prinsip desain untuk pembangunan infrastruktur berkelanjutan yang ramah lingkungan yaitu sebagai berikut:
1.      Bersifat minimalis; bangunan yang ingin dibangun haruslah sesuai dengan fungsi dan kegunaannya.
2.      Didesain untuk multifungsi; dimana bangunan tersebut dapat digunakan untuk banyak keperluan.
3.      Bangunan yang didesain selayaknya juga tidak mudah peka terhadap perubahan iklim.
4.      Tahan lama; bangunan yang dibangun harus memiliki sifat kokoh dan tahan lama.
5.      Menggunakan bahan-bahan yang berasal dari produk-produk yang minimalis dalam penggunaan sumber daya alam.
6.      Sebisa mungkin material yang digunakan berasal dari bahan yang mudah untuk didaur ulang.
7.      Bahan-bahan yang digunakan bukan bahan-bahan yang beracun, baik dalam pembuatan maupun  bahan yang siap pakai dalam artian menggunakan material yang ramah lingkungan.
Pembangunan dan pengembangan infrastruktur tidak hanya pemerintah saja yang terlibat tetapi melibatkan berbagai elemen atau fungsi peraturan dan kebijakan perencanaan ruang suatu daerah atau kawasan berbasis lingkungan alami melalui mekanisme teknis pada infrastruktur yang ada secara efisien. Pembangunan  ekonomi akan memberikan dampak pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kualitas hidup. Pertumbuhan ekonomi sendiri akan berpengaruh terhadap investasi, sedangkan peningkatan kualitas hidup akan berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat, karena dengan pembangunan infrastruktur ini juga menjadi solusi untuk dapat mengurangi kemiskinan dan jumlah pengangguran dalam suatu negara.
            Konsep infrastruktur berkelanjutan yang ramah lingkungan berfungsi untuk menjaga dan melestarikan nilai-nilai ekosistem alam guna memberikan manfaat yang berkesinambungan bagi manusia. Selain itu dalam penggunaan lahan untuk pembangunan infrastruktur harus efisien dan berkelanjutan sehingga dapat mengurangi atau meminimalisir dampak negative yang ditimbulkan terhadap lingkungan, yaitu dengan membuka ruang untuk ekosistem dan infrastruktur dapat mempertahankan dan menciptakan hal-hal baru yang menjamin ketersediaan sumber daya lingkungan seperti air bersih, tanah yang produktif sehingga dapat memiliki fungsi lain sebagai tempat wisata dan sebagainya. Oleh karena itu, penerapan konsep tersebut dapat mendukung sekaligus menjadi solusi pertumbuhan perekonomian  dan social masyarakat sekaligus menjadi kontribusi yang penting bagi ekosistem alam dam iklim. Tujuan-tujuan dari penerapan konsep ini diantaranya:
1.      Mengingatkan masyarakat akan pentingnya menjaga kelangsungan ekosistem alam Indonesia disaat gencarnya pembangunan infrastruktur.
2.      Melindungi aset alami Indonesia melalui upaya konservasi dan strategi pengembangan ekonomi yang terintegrasi dan teratur.
3.      Mengurangi atau meminimalisir terjadinya kerusakan lingungan akibat pembangunan infrastruktur dengan menggunakan produk-produk atau material yang ramah lingkungan dalam proses pembanguanan dan sebagainya.

Sudah saatnya untuk kembali mengingatkan semua pihak, terkhususnya
pemerintah untuk benar-benar memperhitungkan factor lingkungan dalam pembangunan dan pengembangan infrastruktur, terutama di kota-kota besar. Kota-kota besar yang masih gandrung untuk membangun gedung-gedung tinggi dan mall seperti di ibukota Jakarta tanpa adanya upaya untuk mengindahkan lingkungan tentu hal ini akan mendapatkan atau merasakan dampak buruk yang akan terjadi, yang sebenarnya kerusakan lingkungan ternyata jauh lebih mahal ketimbang manfaat ekonomi yng didapat. Indonesia juga dapat belajar dari negara-negara seperti Amerika Serikat dan China dengan demikian manfaat dengan konsep infrastruktur hijau berkelanjutan bisa tercapai, pembangunan lancar ekosistem alam atau lingkungan pun terjaga.



Komentar