Ekonomi Global Terancam Karena Corona?


Pertama-tama, sebelum kita membahas bagaimana dampak coronavirus terhadap sektor ekonomi dunia, mari kita ketahui lebih dulu apa sih coronavirus itu?

Seperti yang dikutip dari laman WHO, Coronavirus adalah suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Beberapa jenis coronavirus diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia mulai dari batuk pilek hingga yang lebih serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan menyebabkan penyakit COVID-19.
Virus dan penyakit baru ini tidak diketahui sebelum wabah dimulai di Wuhan, Cina, pada bulan Desember 2019 dan masih berlangsung hingga saat ini. Bahkan pada bulan maret WHO mengumumankan bahwa Virus Corona ini merupakan pandemi global yang harus diselesaikan bersama-sama karena sudah meluas di setiap negara. 

Kasus positif virus Corona (COVID-19) di dunia terus bertambah banyak dan sangat cepat. Hingga hari ini, total ada 2.900.422 kasus positif di berbagai penjuru dunia. Sementara itu, untuk pasien positif COVID-19 yang meninggal hingga hari ini mencapai 203.055 jiwa. Data itu berdasarkan situs Johns Hopkins Universiti & Medicine pada Minggu (26/4/2020) pukul 2.31 WIB.

Dari data tersebut, kita dapat memahami virus ini menjadi ancaman terbesar bagi ekonomi dunia, dan juga mengguncangkan pasar saham di seluruh penjuru dunia, tak terkecuali terhadap perekonomian negeri kita.
Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) bahkan telah memangkas prediksi tentang kondisi ekonomi global. Pada tanggal 2 maret, OECD menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi untuk hampir semua negara.Sementara itu, ekonomi global diperkirakan akan tumbuh 2,4 persen pada tahun 2020 turun dari proyeksi 2,9 persen sebelumnya. Dan jika wabah virus ini memudar seperti yang diasumsikan, ekonomi global baru akan pulih ke 3,25 persen pada tahun 2021.
Pelemahan ekonomi Tiongkok akibat sedang fokus menghadapi virus corona berdampak bagi seluruh dunia, termasuk Indonesia. Lalu dampak seperti apa yang menghantam ekonomi tanah air? Cukup kompleks dampak wabah virus ini terhadap ekonomi Indonesia, antara lain :
1. Nilai Ekspor-Impor menurun sejak Januari 2020
2. Menurunnya defisit neraca dagang RI
3. Menurunnya iklim investasi

Pada saat Presiden Joko Widodo mengumumkan dua warga Indonesia terjangkit Corona atau COVID-19 di Istana, Jakarta, tepat satu hari setelahnya banyak masyarakat yang melakukan panic buying. Tidak hanya barang-barang sembako, masyarakat juga banyak yang langsung memborong masker dan hand sanitizer. Akibat dari perilaku masyarakat ini, terjadilah lonjakan-lonjakan harga barang yang dibutuhkan di saat pandemi seperti ini. Bukan hanya kenaikan harga barang saja, namun barangnya pun sudah susah dicari sejak pengumuman oleh Presiden Joko Widodo. Hal ini disebabkan oleh dampak kekhawatiran masyarakat yang karena kurangnya informasi yang menyeluruh tentang COVID-19. 

Di lain sisi, Bank Indonesia mencatat total dana asing yang mengalir keluar mencapai Rp40,16 triliun sejak Januari hingga awal Maret 2020. Penyebabnya karena tekanan kekhawatiran penyebaran virus corona atau covid-19. Dana asing yang keluar ini terdiri dari pelepasan asing atas kepemilikan Surat Berharga Negara (SBN) senilai Rp31,76 triliun dan saham sebesar Rp4,87 triliun. Sedangkan sisanya, berasal dari instrumen lain di pasar keuangan. Hingga kini, BI telah melakukan intervensi di pasar keuangan dengan menggelontorkan dolar AS lebih banyak, membeli SBN yang dilepas asing, termasuk transaksi Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF).

Wabah virus Corona juga telah melumpuhkan sektor pariwisata. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyatakan wabah virus Corona atau Covid-19 telah menyebabkan kerugian sebesar 500 juta dolar AS per bulan.

Komentar