Karya : Agus Tina
Senja yang sangat mengiris hati, angin yang berhembus kencang dan daun-daun yang beterbangan diterpa angin seolah-olah mengisayaratkan ke diriku bahwa aku memeng di takdirkan untuk sendiri. Yah” aku adalah manusia yang sudah sangat lelah dengan perjalanan hidup ku sendiri.”
Suara azan magrib pun berkumandang dan aku belum berpindah dari tempat duduk ku, yang ku tau sekarang pikiranku kacau hanya air mata yang mampu berbicara disaat aku mulai memikirkan dia kembali. Aku dan dia bertemu secara kebetulan.” Yah meskipun aku tau tidak ada yang kebetulan di dunia ini karena apa yang terjadi di dunia ini sudah di skenariokan sebaik-baiknya dengan Sang pencipta.
Aku masih mengingat senyumnya yang setahun lalu dimana aku dan dia belum mengenal bahkan dia orang yang masih teramat asing bagiku. Tetapi dia membuat jantungku bergetar kencang. “ Dia sosok laki-laki yang membuatku merasakan kasih sayang yang sangat amat tulus, di setiap kesusahan ku dia selalu ada bahkan disaat saudara ku saja tidak perduli kepadaku dan tidak pernah bertanya seberat apa beban hidupku.”
Dia sosok laki-laki yang diidamkan kebanyakan perempuan di tempat kerja ku. “Bagaimana tidak.” Kulitnya yang putih, tingginya hampir 170 an, wangi sosok laki-laki yang memng diidamkan kebanyakan wanita.
Sedangkan aku,” aku hanya gadis yang bertubuh pendek tinggi ku saja hanya 148, berat badanku tidak semodis wanita kebanyakan di luar sana ditambah statusku masih seorang pelajar. “Yah aku masih SMA dan baru saja naik kelas 12.” Lalu bagaimana mungkin pria seperti dia menyukaiku itu sangat tidak mungkin. “seperti itu lah pikiranku membantah perasaanku yang sudah sangat terlampau jauh menyukai seseorang yang sangat tidak mungkin bisa ku miliki. Tetapi takdir berkata lain, disinilah kisah cinta yang sangat pahit dalam hidup ku terjadi dimana aku dikhianati dengan orang yang betul-betul sangat berarti dalam hidup ku.
Pengumuman libur sudah di umumkan dan liburnya satu bulan, aku berfikir untuk bekerja lagi karena selama ini kesehatan ku juga sudah mulai membaik. “Aku bukan dari keluarga orang yang mampu orang tuaku sudah tidak bekerja karena sakit dan di PHK dari tempat kerja semenjak aku duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP) kelas 9”. Oleh karena itu aku sekolah sambil kerja di penginapan, setahun lebih aku bekerja sambil bersekolah sehingga badanku tidak sanggup karena tidak ada waktu istirahat sampai aku ambruk terkena penyakit tipes pengaruh kecapean. Orang tuaku menyuruh ku untuk berhenti bekerja dulu sampai betul-betul pulih. Kebanyakan orang mengira jadi anak bungsu dalam keluarga itu paling enak karena mereka beranggapan bakalan diistimewakan dan semua keinginannya dituruti tetapi itu semua tidak berlaku di aku. Aku mempunyai kaka empat dan mereka semua laki-laki.” Yah hanya aku anak perempuan sendiri si bungsu. Keluargaku tidak seperti kebanyakan keluarga pada umumnya, kami bersaudara tetapi seakan-akan asing satu sama lain karena mereka sibuk dengan dunianya masing-masing. Kami di besarkan hanya dengan sosok ibu yang sangat kuat dan tangguh Ibuku mampu merawat kami dari kecil tanpa sosok seorang ayah, bahkan aku sendiri tidak tau bagaimana rupa sosok Ayahku yang dengan hebatnya meninggalkan anak-anaknya. Setiap orang yang menanyakan sosok ayah kandung ku seperti apa disitulah rasa kebencian ku terhadap ayah yang sama sekali aku pun tidak tahu sosok nya seperti apa. Sebagian anak perempuan menganggap ayahnya cinta pertamanya tetapi bagiku ayah adalah orang pertama yang mematahkan hatiku.
Ibu ku memutuskan menikah lagi sejak aku umur 8 tahun disitulah aku mulai merasakan sosok kasih sayang seorang ayah yang tulus tapi tidak bertahan lama disaat aku berumur 11 tahun ada kejadian yang membuat ku teroma dengan ayah tiri ku, luka yang ku simpan sendiri dan masih bersemayam sakitnya di hatiku hingga detik ini dan kejadian yang tidak akan pernah ku lupakan sumur hidupku. Setelah kejadian itu aku sudah tidak percaya dengan kata ayah. Aku sudah menganggap diriku tidak mempunyai ayah.
Di kelas 9 disaat ibu ku juga sudah tidak bekerja lagi aku memutuskan untuk kerja dan tinggal di tempat kerjaku karena ada kamar untuk pekerjanya juga, “aku sangat lelah dengan kehidupan tapi aku harus kuat karena aku harus membahagiakan ibu ku. “Hari-hari ku lewati seperti itu sampai aku kelas 11 SMA aku berhenti kerja karena sakit.
“Aku kembali bekerja di saat aku libur sekolah penaikan kelas 12,” liburnya sangat lama sehingga aku memutuskan untuk melamar pekerjaan di sebuah toko namanya Hoky Swalayan. “Aku bertemu dengan dia”, sosok laki-laki yang membuat jantungku berdetak sangat hebat kami bekerja di toko yang sama. Aku diam-diam sering memerhatikan dia meskipun aku tahu ini sangat aneh bagaimana mungkin aku yang selama ini seperti tidak tertarik dengan laki-laki malah penasaran dengan sosok dirinya. Bahkan ditempat kerja ku pun hampir semua karyawan perempuan mengagumi dirinya hanya saja sifat nya yang cuek membuat perempuan-perempuan di tempat kerjaku sungkan untuk memulai percakapan dengannya. Rasa penasaranku terus bertambah dan menurutku ada sesuatu didirinya entah itu apa aku sendiri pun tidak mengerti dengan diriku. Di saat aku shift siang aku berjalan ke tempat kerja ku bersama sahabat ku. Yah aku mempunya satu orang sahabat yang juga jadi tempat curhat ku dia sudah seperti saudara bagiku bahkan di saat aku SMP kelas satu aku juga tinggal di rumahnya karena orang tua ku pada saat itu masih kerja yang tempatnya jauh dari sekolah ku. Kami berjalan menyusuri jalan yang sangat ramai dengan kendaraan tiba-tiba ada pengendara motor berhenti di sampaing kami. Samar-samar tapi tetap saja aku mengenali rupa di balik helem itu dia laki-laki yang membuat jantungku bergetar. “dia memanggil sahabatku dengan sebutan de dan mereka berbicara seperti orang yang sudah sangat lama mengenal satu sama lain tapi kenapa aku tidak pernah tahu kalau mereka saling mengenal” sekarang yang ada dipikirin sepertinya aku salah menyukai seseorang karena sepertinya dia pacar sahabat ku atau orang yang disukai sahabat ku.
“Dia tersenyum ke arah ku seketika aku memalingkan wajahku karena aku tidak ingin sahabat ku berfikir yang tidak-tidak terhadapku, karena sampai itu terjadi aku bakalan kehilangan orang yang selalu menemani aku. Dia berniat mau menggonceng kami satu-satu ke tempat kerja,’ de aku antar kalian satu-satu yah ketempat kerja atau kalian mau langsung berdua naik ke motornya’ kalimat yang keluar dari mulutnya. Aku menjawab “ oh gak usah ka antar aj yana, karena kalau aku memeng suka berjalan kaki.” Sahabat ku berbicara’ yah udah enaknya langsung berdua aj toh kamu juga kurus kan tin jadi cukup aja kita bertiga satu motor.” Kami pun bertiga satu motor ke tempat kerja. Semenjak aku merasa antara sahabat ku dan dia sepertinya ada hubungan aku mengubur dalam-dalam perasaanku. Kami hanya saling senyum jika bertemu atau berpapasan di tempat kerja. Tidak terasa sebulan berakhir aku dan sahabatku berhenti kerja karena kami sudah masuk sekolah lagi, di tambah sudah kelas 12 otomatis persiapan untuk ujian lebih padat lagi karena harus bimbel. Setelah dua bulan aku berhenti kerja di hoky di jam 12 malam aku terbangun karena ada chat wa masuk dan nomor baru, lalu aku bertanya siapa dan dia menjawab “aku mail, masih ingat aku yang kerja di hoky swalayan yang satu tempat kerja sama kamu kemarin de.” Deg jantungku mulai berdegup kencang tak beraturan serta rasa tak percaya. Dia”kamu sudah punya pacar de”. Belum ka, yah hanya kata itu yang bisa keluar dari mulutku. Dia mengajak ku untuk mengenal lebih dalam satu sama lain setelah beberapa hari kami chatingan dan telponan dia memutuskan untuk membawa keluarganya untuk bertunangan. Karena kelulusanku tinggal beberapa bulan lagi jadi dia memutuskan untuk bertunangan dulu, setelah lulus SMA baru acara pernikahannya. “Bahagia teecampur haru bersatu apalagi ibu ku memeng menginginkan aku menikah. Akhirnya hari pertunangan yang kami nantikan tiba, kaget bercampur haru ‘bagaimana tidak rupanya orang tuanya saudara dari mama angkatku yaitu mama nya yana sahabatku’ disaat dia ingin kerumah aku memeng tidak pernah bertanya siapa orang tua nya. Kebahagian yang tiada habisnya pada saat itu karena keluargamu sudah sangat mengenal ku dan Alhamdulillah restu dari kedua pihak sangat-sangat bahagia karena mereka memeng pernah ingin menjodohkanku dengan salah satu sepupu nya juga tapi aku tidak mau karena tidak ada ketertarikan, dan hebatnya tetap sepupu dari keluarga sahabat ku juga yang ku cintai.” Hari-hari yang ku lalui begitu sangat indah dengannya laki-laki yanh melarangku untuk bekerja dan dia ada setiap aku kesusahan semua keperluan ku dia yang tanggungi karena dia meminta aku untuk fokus belajar. Laki-laki yang mensuport atas semua hal yang ku lakukan” aku selalu berdoa dengan tuhan semoga dia jawaban dari doa-doaku selama ini.
Lima bulan kami pacaran dan dia masih sama perlakuannya kepadaku tidak ada yang berubah. Tetapi setelah ke 6 bulan dia dipindahkan ke tempat yang susah jaringan kecuali jaringan telpon, kami pun sepakat saling ajaga kepercayaan, komitmennya. Semenjak dia pindah tempat kerja dia mulai ada perubahan dimana menelpon hanya seadanya dalam satu minggu kami hanya kabaran tiga kali bahkan kadang dua minggu baru ada kabar. Aku tetap mencoba berfikir positif karena aku juga tahu disana jaringan harus dicari. “sakit itulah yang sedang ku rasakan karena merindukannya, bahkan kadang rasa takut itu muncul.”Apakah disana ada perempuan lain.” Tetapi tidak mungkin karena selama ini kami baik-baik saja hubungan kami pun bukn main-main lagi terlebih tinggal hitung bulan lagi acara pernikahan kami karena kelulusanku sudah tidak lama lagi. Hari-hari seperti ada yang berbeda, “bagaimana tidak orang yang selala mengabari ku, menemani aku jika tidak bisa tidur, orang yang perduli selama ini ke aku tiba-tiba menjad orang yang sama sekali sudah tidak ku kenal lagi. Sifatnya yang penyayang, perhatian sudah tidak ada lagi. Sampai pada akhirnya ada temannya memberitahukan aku kalau dia selingkuh, tapi aku tidak percaya karena aku yakin dia setia. Dia bukan seperti ayah ku, aku tetap memilih untuk memperbaiki dia meskipun rasa takut itu ada. Sampai pada akhirnya sahabat ku menelpon memberitahu aku ternyata dia memeng selingkuh. “ Seketika dunia seakan-akan berhenti berputar, seluruh badanku bergetar aku sudah tidak bisa berkata-kata lagi hanya air mata yang melihatkan betapa kecewanya aku. “Laki-laki yang ku percayai, laki-laki yang ku anggap tidak akan menyakiti aku lagi, laki-laki yang selama ini memperhatikan aku layaknya seorang ayah teganya dia mengkhianati aku bahkan disaat acara kami tinggal hitungan sebulan. Disaat aku tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ayah, seorang kaka dia datang dan menjanjikan sebuah kebahagiaan namun pada akhirnya justru dia malah membuat penderitaan yang lebih teramat pahit dan perih. Semenjak itu aku sudah tidak tertarik dengan semua orang, aku sudah tidak tertarik dengan dunia luar, lagi dan lagi aku merasa takdir mempermainkan ku. Sakit, malu bercampur menjadi satu semua orang sudah tahu aku batal menikah. Bagiku’ dunia tempat yang sangat amat kejam, seiring berjalannya waktu sahabat yang ku anggap seperti saudara sendiri juga menjauh perlahan-lahan entah salah ku apa” yang ku tahu semua orang yang sayang sama aku bakalan berubah dan pergi meninggalkan aku tanpa sepatah kata pun. Hanya ibu ku satu-satunya orang yang tidak pernah meninggalkan aku. Kelulusan sudah diumumkan aku lulus dan masuk ke Univ yang menurutku seharusnya aku tidak masuk. Jalanku dan hidupku seperti buntu tidak tahu arah aku hanya menjalani kehidupanku tanpa tahu kedepannya aku harus bagaimana. Aku sudah sangat sulit untuk mempercayai orang bahkan sudah tidak ingin mempercayai siapa pun.
“Aku terbangun dari lamunan ku dan merasakan tepukan hangat dari seseorang.” Kamu siapa tanya ku, lalu dia menjawab” aku nurul kamu mau ikut pengajian bersama ku”. Aku menggeleng tidak mau karena aku pun tidak betul mengenalnya meskipun dia tetanggaku, lalu dia menjawab lagi “ ayok lah kita cari ilmu sama-sama sepertinya kamu harus ikut denganku. Aku tidak tahu apa yang bersemayam disana matanya melirikku seolah-olah mengatakan pada hatiku, tapi yang aku tahu kamu tidak baik-baik saja ayok berjilbab ikut denganku kepengajian. “ aku menjawab, bukannya ini sudah isya yah” lalu dia menjawab’ pengajiannya memeng setelah ba’da isya. Dengan berat hati akupun mengikutinya sampai disana aku mendengar dengan seksama ceramah yang di lontakarkan penceramah tersebut. Disitu aku merasa sangat tertampar dia berkata “Bagaimana anak muda sekarang tidak mudah sakit hati, karena dia lebih mempercayai manusia yang sifatnya bisa berubah kapanpun, sedangkan mereka lupa bawa hanya Tuhanlah tempat mengadu dan hanya Tuhan sebaik-baiknya Yang kita Percaya. Setiap ceramah itu aku merasa tamparan kepadaku. Selesai pulang ceramah dia tersenyum dan coba menyemangatiku “jika kamu merasa sendiri percayalah Allah selalu ada bersamamu” orang yang aku tidak tahu betul ternyata diam-diam memperhatikan ku, dia membantu aku menghilangkan troma ku serta membuat aku lepas dari sifat-sifat yang seharusnya aku lebih bersyukur lagi, Allah tunjukkan ke aku bahwa dia tidak baik untukku. Aku mulai memperbaiki akhlak dan sholatku sekarang. Aku hanya memikirkan akhirat ku sekarang dan ingin membahagiakan ibu ku. Aku salah selama ini aku sedang di tegur dengan Allah karena sudah sangat jauh dari-Nya. Aku percaya nikmat Tuhan itu sangat indah.
Komentar
Posting Komentar