Pengagum Rahasia

 Karya : Emi Sari Sulastri Siregar

Nama ku Via, aku duduk dibangku SMA, umurku kini sudah 17 tahun. Hari ini adalah hari pertama ku disekolah baru. Berat rasanya harus meninggalkan sekolah lama, karena sudah nyaman disana. Tapi karena ayah pindah tugas, terpaksa aku juga harus ikut. Sebenarnya aku sangat gugup, aku bingung apa yang harus ku lakukan dikesolah ku nanti, apa aku akan mendapat teman seperti disekolah lama?

“ Woyy mikir apaan?” Kata Banu saudara sepupuku menyadarkan lamunanku.

“Ban aku gugup nih, bingung mau ngapain.” Kata ku

“Ya elah,santai aja kamu gak sendiri kok. Kan ada aku disana,kamu pasti akan dapat teman  baik disini.” Sambung Banu dengan cengengesan seakan dia tau apa yang ada dalam pikiran ku.

“Ya kamu bisa biasa-biasa saja,yang merasakan itu aku Ban,kamu mah tinggal ngomong aja. Soalnya kan kamu udah lama disekolah ini,lah aku kan baru mau masuk hari ini”  jawab ku dengan nada agak angkuh.

“Ya elah biasa aja kali neng……ehh udah sampai nihh. Kamu mau turun apa ngak?” Tanya Banu sembari membuka pintu membuka pintu mobil,akupun mengikutinya dari belakang,sekolah ini nampaknya sepi.

“Penghuninya belum pada datang.”  Ucap Banu seakan tau apa yang aku pikirkan.

“Aneh padahal kan ini udah mau siang,kok pada belum dating yah?” Akupun heran dan mengernyitkan dahi ku.

“Siang pala mu. Ini tuh masih pagi,lihat nih masih jam 06.15” Sergah Banu sambil menunjukkan jam tangannya,ohh iya ternyata ini memang masih sangat pagi,akupun hanya tersenyum malu saja.

Aku dan Banu pergi menuju ruang guru,sesampainya disana seorang guru wanita yang masih muda menyuruhku untuk masuk ke dalam,dan Banu pergi kekelas duluan. Tak lama kemudian bel masuk berbunyi,dan seorang guru mengantarkan ku masuk kedalam kelas baru.

“Selamat pagi anak-anak” sapa guru tersebut kepada anak-anak diruang kelas itu dan mereka membalas sapaan guru tersebut.

“Anak –anak sebelum kita memulai pembelajaran kita pagi ini,ibu membawa teman baru untuk kalian.” Desas – desus pun mulai terdengar mereka menerka- nerka siapa anak baru yangakan menjadi teman mereka.

Aku pun memperkenalkan diriku,aku tatap teman – teman baru ku satu persatu da nada Banu juga disana,yahhh aku ternyata satu kelas juga sama sepupuku yang super rusuh dan jahil itu. Setelah itu ibu guru menyuruh ku duduk di kursi yang terlah disediakan,aku pun segera berjalan menuju tempat duduk ku yang terletak dibelakang sekali bersama seorang wanita yang berparas cukup cantik dan kini dia tersenyum kepada ku.

Bel istirahat pun berbunyi nyaring,spontan semua anak mengemasi barang – barang dan segera menuju ketempat yang paling dinanti-nantikan sejak tadi,yaitu kantin. Aku hanya terdiam dibangku ku dan bingung mau kemana,aku memang terkenal anak pendiam disekolah lama ku,aku juga tidak mudah akrab dengan orang yang belum ku kenal.

Banu kini menghampiri ku. “mau ikut tidak?” Tanya nya pada ku

“Ke mana?” Tanya ku penasaran.

“Ya kekantin lah,kan tadi pagi kita belum makan” katanya kemudian. Aku pun mengangguk,tapi sebelum aku beranjak dari tempat duduk ku,kulihat seorang perempuan cantik dating kea rah kami,dia tersenyum pada ku. Perempuan itu adalah orang yang duduk satu meja dengan ku.

“Ehhh Ban kamu jangan modusin anak baru dong” katanya sampil menepuk bahu Banu.

“Hayy kenalin aku Vera,dan ini orang yang modusin kamu namanya Banu” kata perempuan bernama vera ini sambil menunjuk kea rah Banu. Tentu saja aku sudah taukalau dia namanya Banu karena dia sepupuku,dan akupun hanya tersenyum saja dan pura – pura tidak tahu akan hal itu.

“Apaan sih Ver,gak usah kenalin aku kedia juga dia udah tau aku siapa. Dia itu sepupu ku ,ya jelaslah kita saling kenal. Aku itu udah lebih kenal dia daripada kamu.” Katanya membalas perkataan Vera.

“Iya,benar.” Jawab ku singkat.

“Ohhh iya kah?” ia masih penasaran. Terlihat ekspresinya masih heran gitu.

“Biasa aja dong,gak gitu juga.” Sindir Banu.

“Apaan sih Ban.” Jawabnya dengan jutek.

“kita ke kantin yuk Vi,kamu laparkan?” Vera pun langsung menarik tangan ku tanpa menunggu jawaban ku. Sesampainya dikantin kami segera memesan makanan yang kami inginkan,dimeja seberang sana kulihat Banu sedang duduk sedang duduk bersama teman – temannya. Ada salah satu temannya yang menarik perhatian ku.

“Vi kamu kenapa pindah kesini?” Tanya vera. Kemudian aku segera mengalihkan pandangan ku.

“Ehmmmm ayah ku itu dipindah tugas tugas kesini ver,lagian disini juga ada paman dan tanten ku,jadi kalau ayah lagi ditugasin jauh aku bisa tinggal bersama mereka.” Jawab ku

“Emang ayah kamu kerja apa vi?” Tanya nya lagi.

“Ayah ku itu polisi ver,jadi dia itu sering di tugasin kemana mana,makanya aku suruh tinggal disini saja.” Kataku,kemudian aku kembali me galihkan pandangan ku kembali ke meja seberang. Entah siapa dia,tapi yang jelas dia menarik perhatian ku.

“Vi kamu lihat apaan sih? Dari tadi aku perhatiin pandangan mu kesana terus.” Ternyata vera memperhatikan ku,tapi semoga dia tidak tau apa yang sedang aku lihat.

“Ahhh enggak kok,aku gak lihat apa apa.” Kata ku sedikit gugup.

“Halahh udah lah vi,kamu pasti liatin dia kan?” tanyanya sambil menunjuk kearah laki – laki tadi.

“Apaan sih ver,enggak kok.” Jawab ku sambil menunduk.

Bel masuk pun berbunyi,tak lama kemudian guru yang mengajar pun masuk kedalam kelas.

“Baiklah anak – anak sebelum ibu memulai pelajaran,ibu lihat sepertinya ada anak baru dikelas ini yah? Boleh diperkenalkan dulu dirinya.” Tanya guru tersebut. Akupun langsung berdiri dan memperkenalkan diri.

“Nama saya Via bu.” Perkenalan singkat.

“Ohhh baik lah Via. Kamu bisa panggil saya bu Rani.”  Kata bu rani

“Baik bu.” Jawab ku. Pelajaran pun dimulai.

Tak lama kemudian bel pulang pun berbunyi. Aku segera berjalan menuju keparkiran bersama Banu. Namun karena ada barang ku ada yang tertinggal di kelas aku segera bergegas kembali kekelas. Setelah itu aku kembali keparkiran. Diperjalanan aku melihat sosok laki – laki yang menarik perhatian ku,dia sedang mengobrol dengan salah satu temannya. Tiba – tiba saja hati ku deg-degan tak tahu kenapa,baru kali ini jantung ku berdetak sekuat ini. Menurut ku dia adalah sosok laki – laki yang sangat sempurna dimata ku.

“Woyyy kamu ngapain sih? Gak mau pulang apa?” Tanya Banu sambil menepuk bahu ku,dan akupun langsung mengalihkan pandangan kudan berjalan menuju mobil bersama Banu. Setelah didalam mobil,sempat ku lirik laki – laki tersebut,dia sudah tidak ada lagi disana. Tidak kutemukan lagi dia disana,mata k uterus mencarinya dan kutemukan dia sedang menuju kendaraannya.

“Kamu suka sama dia?” Tanya Banu tiba – tiba.

“S…s….sama siapa?” Tanya ku kembali pura – pura tidak tahu.

“Ya dia itu.” Kata Banu sambil tersenyum.

“Apaan sih. Engaak kok.” Aku sedikit gugp menjawab pertanyaan Banu.

“Halahhh udah lah,kalau gak suka kenapa gugup begitu? Terus mukanya merah lagi.” Katanya.

“Apaan sih,udah lah ayo pulang.” Sambungku dan Banu segera menghidupkan mobil dan berjalan pulang.

“Dia itu namanya Reza,dia kelasnya disamping kelas kita. Jadi kamu akan lebih mudah kalau ingin ketemu sama dia.” Banu kembali membahas maslah tadi,tapi kini aku tau namanya. Aku pun memberanikan diri untuk bertanya lebih lanjut tentangnya.

“Emang dia itu orangnya kayak mana sih?” Tanya ku penasaran kepada Banu.

“Hhahah tuh kana pa aku bilang,kamu itu suka sama dia.” Sindir Banu sambil tertawa.

“Ya kan aku cuma mau aja.” Balasku dengan sewot.

“hahaha,ngaku juga kamu. Ok ok dia itu orangnya ganteng sih,walau pun gantengan aku.”  Katanya dengan nada sombonh. “Baik meski gak sebaik aku,dan dia juga pintar..”

“Jangan bilang meski gak sepintar kamu?” aku memotong kata Banu dengan tertawa kecil.

“Kamu kebiasaan deh,suka motong pembicaraan orang sembarangan. Mau dengar gak tentang orang yang kamu sukai itu?” balasnya dengan nada angkuh.

“Iya iya,baperan deh. Lagian siapa juga sih yang suka sama dia.” Aku membalas kata – kata Banu.

“Ya elahh,meskipun kamu gak ngaku kelihatan juga dari jidat mu.” Katanya.

            Tak terasa kami sudah sampai dirumah,setelah masuk aku segera mengganti pakaian kudan turun kembali kebawah untuk membantu tante merangkai bunga. Tanteku memang penjual rangkaian bunga dan sekarang tante lagi banyak pesanan bunga,sehingga aku harus membantu tante untuk menyelesaikan pesanan ini.

“Nah Via bunganya tinggal di antar,biar Banu saja yang mengantarkannya.” Kata tante,kemudian tante memanggil Banu yang sedang berada dikamarnya..

“Apaan sih ma?” Tanya Banu setelah keluar dari kamarnya.

“Kamu antar bunga – bunga ini yah.” Perintah tante Ratih.

“Aduhh ma,kenapa harus Banu sih yang nganter bunganya?” kata Banu dengan malas,dan kulihat tante Ratih mulai kecak  pinggang,pasti sebentar lagi Banu akan dimarahi piker ku.

“Biar Via aja yang ngantar bunganya tan.” Kata ku menawarkan diri.

“Haduh Via gak usah,nanti malah merepotkan lagi.” Kata tante Ratih.

“Gak merepotkan sama sekali kok tante,lagian aku juga mau sekalian jalan – jalan.” Kata ku sambil tersenyum.

“Tuh ma,dia aja gak keberatan kok. Dia mau – mau aja kan.” Kata Banu.

“Ya udah,kalau kamu mau nganterin bunganya,ini alamatnya.” Kata Tante Ratih sambil menyodorkan selembar kertas bertuliskan alamat dan aku segera mengambil sepeda ku.

“Kamu gak naik mobil aja Vi? Nanti kamu kecapean.”Tanya tante Ratih.

“Gak usah tan Via naik sepeda aja,kan aku udah lama gak sepedaan.” Jawab ku sambil memasukkan bunga – bunga kedalam keranjang sepeda ku,dan aku berangkat menuju alamat yan telah diberikan tante ratih.

Aku mencari – cari alamat nya,dan sampailah aku di sebuah rumah. Ku pastikan sekali lagi bahwa ini memang alamatnya. Ternyata ini adalah alamat rumah yang diberikan tante ratih,segera ku ketuk pintunya. Tak lama kemudian ada seseorang yang membuka pintunya,aku pun terkejut setelah melihat siapa yang membuka pintunya. Ternyata dia adalah Reza,aku pun berpura – pura bersikap biasa saja.

“Ada apa ya?” Tanyanya kemudian.

“Ehmmm apa benar ini rumah ibu dewi?” Tanya ku sambil menetralisir perasaan ku yang tidak karuan,jantung ku yang berdetak sangat kencang.

“Iya benar,ada apa yah?” Tanya nya lagi.

“Saya mau ngantar pesanan bunga yang dipesan sama ibu dewi.” Jawab ku sambil gugup.

“Oo iya,tunggu saya panggilkan mama dulu.” Dia pun segera masuk dan memanggilkan mama nya. Tak lama kemudian datanglah seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik,tapi tak kulihat lagi Reza.

“Ada apa ya?” sapa ibu tadi.

“Ini bu saya mau mengantarkan bunga pesanan dari ibu ratih.” Jawab ku pada ibu itu.

“Oo dari ibu ratih ya?” Tanya nya lagi.

“Benar bu.” Jawab ku sambil mengambil bunga dari kera njang sepeda ku.

“Terimakasih ya nak,sampaikan juga salam ku kepada ratih. Ini uang nya.” Kata ibu dewi sambil tersenyum dan menyodorkan beberapa lembar uang.

“Iya bu,kalau begitu saya pamit dulu bu.” Jawab ku.kemudian aku pergi meninggalkan rumah itu, pelan – pelan aku mengayuh sepeda ku sambil menikmati suasana yang ada disana. Tak lama kemudian hujan pun turun aku segera mengayuh sepeda ku dengan cepat. Dan kini sampailah aku dirumah.

             Keesok harinya disekolah,aku dan vera sedang berjalan menuju kelas yang melewati lapangan basket. Saat melewati lapangan basket mataku tertuju pada laki – laki yang sedang bermain dengan gagahnya. Dia adalah Reza,saat aku sedang memperhatikannya tiba – tiba sebuah benda keras mengenai kepala ku. Segera ku pegangi kepala ku yang sudah pusing dan seketika menjadi gelap.

Aku perlahan membuka mata ku,dan kulihat seseorang muncul dihadapan ku. Orang yang tak asing lagi bagi ku,orang yang selalu membuat ku terkagum. Ya itun adala Reza,orang pertama ku lihat setelah aku sadar.

“Kamu tidak apa – apa?” Tanya nya kemudian,dan aku hanya menggelengkan kepala ku sambil berusaha untuk duduk dan memegangi kepala ku.

“Ehhh kamu hati – hati,kamu itu masih pusing.” Katanya sambil membantuku untuk duduk.

“Aku gak papa kok,aku bisa sendiri.” Kataku sambil memegang kepala ku yang masih pusing. “Aku dimana? Dan dimana Vera?” Aku pun bertanya karena dari tadi belum ku lihat vera.

“Kamu itu ada di UKS,Vera udah dikelas duluan soalnya dikelas udah ada gurunya.” Jawabnya. Tak lama kemudian datinglah Banu.

“Kamu gak papa kan?” Tanya Banu khawatir.

“Aku gak papa kok.” Jawab ku.

“Ohh iya, aku minta maaf yah karena aku kamu jadi begini.” Katanya pada ku.

 

 

 

Komentar